IFTIKHAR AHMAD RAJWIE |
Hidup Segan Mati pun Enggan
Terracotta 130x70x7cm 2022 |
Konsep:
Keramik tradisi indonesia merupakan salah satu warisan budaya yang sampai saat ini praktiknya masih terus berlangsung. Keberlangsungan praktik keramik tradisi Indonesia jika ditelusuri secara historis, memperlihatkan tranformasi pola praktik yang berubah-ubah. Meskipun selalu terbuka dan mencoba mengikuti arus zaman dan trend global, eksistensi praktik keramik tradisi indonesia justru semakin terdegradasi dikarenakan faktor nilai jual. Nilai jual objek keramik tradisi yang notabene sebagai sebuah warisan budaya justru bernilai rendah. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor mulai dari faktor material subtitusi yang lebih menguntungkan, regenerasi yang terhenti, hingga promosi yang tidak maksimal.
Kondisi tersebut bagi para praktisi keramik tradisi seperti “Hidup segan mati pun enggan” Karya ini menampilkan kondisi tersebut melalui karakter keramik yang ringkih. Lempengan keramik terakota ditampilkan dengan retakan dan deformasi akibat proses pembuatannya baik secara alami maupun sengaja. Karya ini juga menciptakan metafora terhadap kondisi eksistensi keramik tradisi saat ini yang ringkih termakan zaman. Pada lempengan terakota tersebut disematkan gambar para praktisi keramik tradisi dan juga artefak-artefak keramiknya. Gambar tersebut terlihat kusam dan samar, efek tersebut tercipta dari proses pembakaran keramik dengan memanfaatkan reaksi bahan kimia iron oxide ketika pembakaran berlangsung. Kesan ringkih, samar, deformasi, dan ketidaksempurnaan dari objek yang ditampilkan mencoba memetaforakan kondisi eksistensi keramik tradisi Indonesia.
Keramik tradisi indonesia merupakan salah satu warisan budaya yang sampai saat ini praktiknya masih terus berlangsung. Keberlangsungan praktik keramik tradisi Indonesia jika ditelusuri secara historis, memperlihatkan tranformasi pola praktik yang berubah-ubah. Meskipun selalu terbuka dan mencoba mengikuti arus zaman dan trend global, eksistensi praktik keramik tradisi indonesia justru semakin terdegradasi dikarenakan faktor nilai jual. Nilai jual objek keramik tradisi yang notabene sebagai sebuah warisan budaya justru bernilai rendah. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor mulai dari faktor material subtitusi yang lebih menguntungkan, regenerasi yang terhenti, hingga promosi yang tidak maksimal.
Kondisi tersebut bagi para praktisi keramik tradisi seperti “Hidup segan mati pun enggan” Karya ini menampilkan kondisi tersebut melalui karakter keramik yang ringkih. Lempengan keramik terakota ditampilkan dengan retakan dan deformasi akibat proses pembuatannya baik secara alami maupun sengaja. Karya ini juga menciptakan metafora terhadap kondisi eksistensi keramik tradisi saat ini yang ringkih termakan zaman. Pada lempengan terakota tersebut disematkan gambar para praktisi keramik tradisi dan juga artefak-artefak keramiknya. Gambar tersebut terlihat kusam dan samar, efek tersebut tercipta dari proses pembakaran keramik dengan memanfaatkan reaksi bahan kimia iron oxide ketika pembakaran berlangsung. Kesan ringkih, samar, deformasi, dan ketidaksempurnaan dari objek yang ditampilkan mencoba memetaforakan kondisi eksistensi keramik tradisi Indonesia.