KEVIN NATHANIEL |
Distopia Dunia Setelah Kiamat
Posca Marker on Paper variable dimensions 2022 |
Konsep:
Karya ini menceritakan tentang Teknologi. Dengan latar belakang Dunia Dystopian Cyberpunk Post-Apocalypse atau Kehidupan Setelah Kiamat. Di kumpulan series 12 Drawing ini menggambarkan aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari Hubungan Erat Kekeluargaan, Kekuasaan/Keserakahan, Seksis, Histeria, Marjinalitas sampai hal yang bersifat Propagandis sekalipun.
Menceritakan bahwa di masa depan nanti setelah bencana hebat menimpa bumi, apakah Teknologi dapat membantu umat manusia untuk bangkit pulih kembali, atau malah sebaliknya “mengambil ahli kemudi” kehidupan. Apakah kita 100% benar-benar akan di perbudak oleh sebuah objek yang tak bernyawa, yang pada akhirnya semua itu bermuara kepada sebuah eksperimen mengubah kondisi psikis dan fisik setiap subjek untuk menghilangkan sisi kemanusiannya, dan berakhir menjadi lebih seperti Robot berhati dingin.
Karena saya rasa Genre Distopia ini yang merupakan antonim dari Utopia yang mempunyai arti keadaan yang tidak didambakan masih ada relevansinya dengan tema yang di angkat oleh Nandur Srawung tahun ini yaitu Matrix, Jadi seakan-akan dengan gagasan tersebut ingin memberi suatu peringatan bahwa betapa mengerikannya dunia jikalau sebuah propaganda tertentu dapat merenggut dan mengontrol secara keseluruhan seluk beluk setiap inci sisi humanisme dalam kehidupan.
Karya ini menceritakan tentang Teknologi. Dengan latar belakang Dunia Dystopian Cyberpunk Post-Apocalypse atau Kehidupan Setelah Kiamat. Di kumpulan series 12 Drawing ini menggambarkan aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari Hubungan Erat Kekeluargaan, Kekuasaan/Keserakahan, Seksis, Histeria, Marjinalitas sampai hal yang bersifat Propagandis sekalipun.
Menceritakan bahwa di masa depan nanti setelah bencana hebat menimpa bumi, apakah Teknologi dapat membantu umat manusia untuk bangkit pulih kembali, atau malah sebaliknya “mengambil ahli kemudi” kehidupan. Apakah kita 100% benar-benar akan di perbudak oleh sebuah objek yang tak bernyawa, yang pada akhirnya semua itu bermuara kepada sebuah eksperimen mengubah kondisi psikis dan fisik setiap subjek untuk menghilangkan sisi kemanusiannya, dan berakhir menjadi lebih seperti Robot berhati dingin.
Karena saya rasa Genre Distopia ini yang merupakan antonim dari Utopia yang mempunyai arti keadaan yang tidak didambakan masih ada relevansinya dengan tema yang di angkat oleh Nandur Srawung tahun ini yaitu Matrix, Jadi seakan-akan dengan gagasan tersebut ingin memberi suatu peringatan bahwa betapa mengerikannya dunia jikalau sebuah propaganda tertentu dapat merenggut dan mengontrol secara keseluruhan seluk beluk setiap inci sisi humanisme dalam kehidupan.
Nandur SrawungAnnual visual arts exhibition
Taman Budaya Yogyakarta Sriwedani st. no.1, Yogyakarta, Indonesia |
|
