PANDU PANEGES
Topik Riset: Nandur Srawung dari Masa ke Masa |
PROFIL PERISETSaya/Aku/Pandu Paneges— hanya seorang lelaki biasa yang acap diterpa kegelisahan. Lahir di Kediri, 26 tahun silam, sedang mengalami hidup dan memaknai ulang arti kelahiran sebagai manusia di NgaYogyakarta hadiningrat. Menyenangi dan mendambakan menjadi manusia kosmopolit yang tahan banting, paham, mengerti, dan menghayati secara sadar ruang laku hidup dan kesementaraan waktu. Memiliki motto hidup; “teros mlaku, lan tansah lelaku”.
|
Tulisan 1: Nandur Srawung: Sebuah Selayang PandangAbstrak
Sebagai sebuah medium seni rupa yang berbentuk event pameran, Nandur Srawung hadir untuk menciptakan sebuah ekosistem seni yang lebih inklusif-egaliter, dengan memasuki ruang-ruang tak tersentuh oleh eksklusifitas dunia seni rupa Yogyakarta—yang menurut anggapan sebagian penikmat serta pengkaji seni, hanya boleh diisi dan dimeriahkan oleh para seniman yang memiliki nama besar serta popularitas saja. Sebagai sebuah medium seni yang inklusif dan egaliter, Nandur Srawung bersama dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta hadir; merangkul, mengajak, dan memberikan ruang kepada para seniman tanpa terkecuali, untuk turut serta melakukan kerja-kerja seni dan budaya secara individu maupun kolektif—guna menciptakan sebuah keseimbangan ruang pada ekosistem seni rupa di Yogyakarta. Ruang kolektif yang diinisiasi oleh Suharyanto (Yamiek) pada tahun 2014 ini, berhasil menjaring banyak seniman—dengan serta mengajak pula limabelas kurator dari berbagai macam genre seni rupa untuk turut mendialogkan langkah strategis perjalanan Nandur Srawung selanjutnya. Tulisan ini akan berisikan pemaparan panjang mengenai beberapa fakta historis terkait dengan kelahiran awal Nandur Srawung, beserta dinamika yang dihadapinya dalam rentan waktu lima tahun kebelakang—dengan melihat kembali tema-tema yang berkembang pada tahun-tahun tersebut. Pembacaan tersebut akan menggunakan pendekatan hermeneutik-historis agar penulis dapat mengetahui secara mendalam konteks sejarah kelahiran dan implikasi yang dimunculkan Nandur Srawung dalam kancah panggung seni rupa Yogyakarta—yang sampai hari ini, mempunyai andil cukup besar di dalam membentuk identitas dan sikap hidup tradisional-kosmopolit seniman rupa di tengah gempuran hebat globalisasi zaman. Selamat membaca! Kata Kunci: Nandur Srawung, Seni Rupa Yogyakarta, Ruang Seni, Inklusif, Egaliter |
Tulisan 2: Nandur Srawung #9 Matrix // Mayapada:
|