PRASOJO YULISTIANTO
“BUKAN DAGANGAN”
Woodcut, Handccoloring on Paper 60 x 40 cm 2021 Konsep:
Penggunaan teknologi sosial media telah merambah ke semua kalangan usia dan profesi, menciptakan dunia tanpa batas sebagai sarana komunikasi yang mudah dan ekspresi beragam karakter individu. Sisi buruk dari kemudahan akses tersebut memperluas lahan perdagangan manusia, terutama mengincar anak-anak sebagai objek komoditi, dengan kata lain dieksploitasi secara seksual baik fisik maupun pelanggaran privasi. Hendaknya algoritma memiliki turut andil dalam menciptakan sebuah katalog dunia maya yang tersimpan dalam mesin pencarian para penjual dan pembeli. Secara kehidupan nyata anak menghirup udara bebas, namun masih berada dalam sebuah area yang berbahaya. Permainan capit boneka adalah penggambaran ulang oleh perupa mengenai fenomena kejahatan seksual terhadap anak yang dimediasi oleh teknologi, tangan yang semula terwakili bukan berarti tidak dapat mencengkeram secara langsung ataupun nyata pada akhirnya. Secara teknik, bentuk penyajian sebagaimana karya Paper Cut adalah eksplorasi kreatif perupa untuk menghadirkan karya seni grafis non-konvensi secara lebih segar dan metode untuk menjembatani fenomena dunia maya dan nyata, dengan menghadirkan perspektif dari jarak antar objek-objek visualnya dan terkorelasi dengan gagasan karya. |
“DALAM RUANG AMAN”
Woodcut, Handcoloring on Paper 40 x 60 cm 2022 Konsep:
Kejahatan seksual Cyber memiliki beragam bentuk, dapat dilakukan ataupun menimpa seseorang sejauh masih menggunakan teknologi jaringan internet termasuk media sosial. Anak-anak yang berada dalam rumah pun bisa menjadi korbannya. Fenomena Grooming di dunia maya yang sedang marak terjadi adalah salah satu dampak tidak terelakkan dari penggunaan sosial media oleh anak-anak, sebelum dan setelah memasuki era pandemi. Algoritma membuat Para Pedofil semakin leluasa untuk mencari, memilih dan mengakses calon korbannya. Foto profil diatur dan Komunikasi yang dijalin hanya sebagai sarana untuk menciptakan imej positif pelaku agar mendapatkan perhatian korban, tujuan utamanya memanipulasi korban secara pemikiran agar bersedia melakukan apapun yang diminta oleh pelaku hingga korban terjerat berlarut-larut. Tidak menutup kemungkinan terjadi juga pelecehan seksual di dunia nyata selanjutnya. Berhasil atau tidaknya aksi pelaku tergantung dari pengawasan dan pemahaman yang diberikan orang tua terhadap anak sebagai pertahanan diri, misalnya mengenai seks edukasi. Secara teknik, bentuk penyajian sebagaimana karya Paper Cut adalah eksplorasi kreatif perupa dan metode untuk menjembatani fenomena dunia maya dan nyata dengan menghadirkan perspektif dari jarak antar objek-objek visualnya dan terkorelasi dengan gagasan karya. |