SHALIHAH RAMADHANITA
Topik Riset: Inklusivitas dalam Nandur Srawung |
PROFIL PERISETSaya adalah seorang pembelajar sejati yang sangat menyukai tantangan. Saya sangat senang berkesenian dengan melakukan kajian serta penciptaan karya dan peristiwa seni. Kajian saya terkait seni dan relasinya dengan gender, saya juga memiliki ketertarikan pada praktik kuratorial yang membawa saya untuk mengkaji tentang kuratorial. Implementasi tentang kajian gender, saya terapkan dalam praktik kolektif di Perempuan Pengkaji seni. Cita-cita saya adalah menyehatkan ekosistem seni di sekitar saya.
|
Tulisan 1: Inklusivitas Aksesibilitas Akses Pergelaran Pameran Nandur Srawung 9
|
Tulisan 2: Refleksi Negosiasi Gender dalam Inklusivitas Nandur Srawung 9
Abstrak
Pengelompokan manusia berdasarkan jenis kelamin perempuan, laki-laki dan non biner membawa tegangan pada masyarakat, hal ini membuatnya termanifestasi dalam karya seni dan praktik berkesenian. Sebagai sebuah pergelaran pameran selain karya seni yang menjadi pokok pembahasan, posisi kurator sangat strategis dalam berperan untuk memilih dan menentukan arah dari sebuah pameran. Hal ini problematis karena masih minimnya perempuan yang berperan menjadi kurator. Adanya kurator perempuan dan laki-laki yang turut bekerja bersama memberikan perspektif yang diharapkan menciptakan negosiasi dalam pembacaan dan pengambilan keputusan, sehingga terciptalah inklusivitas dalam pergelaran pameran. Agar tidak bias seperti "Male Gaze" dalam perspektif Laura Mulvey, bahwa laki-laki sebagai subjek yang melihat perempuan sebagai objek yang dilihat. Hal ini perlu dikritisi lebih lanjut, karena sebuah ruang pergelaran pameran adalah sebuah ruang refleksi, sebagaimana pandangan Victor Turner bahwa "sebuah pergelaran ada sebagai ruang untuk berpikir tentang bagaimana mereka berpikir" . Melalui tulisan ini diharapkan dapat melihat perbedaan cara seniman perempuan, laki-laki dan non biner dalam menjawab tema Matrix Mayapada, serta melihat pada negosiasi cara atau metode kurasi NS-9 antara kurator perempuan dan kurator laki-laki, dipandang sebagai perbedaan sebagaimana kita memandang perbedaan gender dan menjadi ruang refleksi bersama atas perbedaan yang ada. Kata kunci: Refleksi, Negosiasi, gender, Inklusivitas, Nandur Srawung 9 |