NANDUR SRAWUNG #9
  • HOME
  • CURATORIAL
  • NANDUR GAWE
  • EXHIBITION
  • SRAWUNG SINAU - NS9
    • Hardiwan Prayoga
    • Jasmine Haliza
    • Nafa Arinda
    • Pandu Paneges
    • Shalihah Ramadhanita
  • AWARD
    • LIFETIME ACHIEVEMENT
    • YOUNG RISING ARTIST
  • ABOUT

SHALIHAH RAMADHANITA

Picture

Topik Riset: Inklusivitas dalam Nandur Srawung​

PROFIL PERISET

Saya adalah seorang pembelajar sejati yang sangat menyukai tantangan. Saya sangat senang berkesenian dengan melakukan kajian serta penciptaan karya dan peristiwa seni.  Kajian saya terkait seni dan relasinya dengan gender, saya juga memiliki ketertarikan pada praktik kuratorial yang membawa saya untuk mengkaji tentang kuratorial. Implementasi tentang kajian gender, saya terapkan dalam praktik kolektif di Perempuan Pengkaji seni. Cita-cita saya adalah menyehatkan ekosistem seni di sekitar saya. 


​

Tulisan 1: Inklusivitas Aksesibilitas Akses Pergelaran Pameran Nandur Srawung 9
​

Abstrak

Nandur Srawung sebagai sebuah pameran sehingga tidak dapat terlepas dari aspek penonton, seniman, kurator, dan karya seni. Mengutip pemikiran Victor Turner bahwa sebuah pergelaran berfungsi untuk memberikan ruang yang terpisah dari aktivitas tertentu untuk “berfikir tentang bagaimana berpikir dengan tujuan yang tidak terletak dari kode-kode kultural namun tentang yang terjadi pada pergelaran tersebut”, sehingga pada tulisan ini akan melihat realita yang terjadi untuk melihat konteks yang lebih luas. Pengertian Inklusivitas yang saya gunakan pada tulisan ini adalah penjabaran  berdasarkan pencarian teratas di google yaitu upaya untuk menempatkan diri ke dalam cara pandang orang lain dalam memandang atau memahami masalah, Inklusif artinya ialah mengajak atau mengikutsertakan. Pada penulisan ini saya menggunakan metode wawancara, observasi dan menggunakan pendekatan performance penubuhan dalam memperoleh data serta mendekatkan diri peneliti dengan subjek penelitian. Tulisan ini akan membahas soal aksesibilitas pameran Nandur Srawung 9 (NS-9) yang akan dilihat dalam berbagai aspek. Pertama akan meninjau dari aksesibilitas pelaku seni untuk dapat terlibat dan terpilih dalam pergelaran NS-9, kedua akan meninjau keterjangkauan publik untuk mengakses dan memperoleh informasi NS-9, ketiga akan meninjau dalam aspek akses pengunjung untuk mengunjungi NS-9 khususnya untuk disabilitas, dan keempat membahas tentang fasilitas keruangan dalam pameran NS-9. Penelitian ini diharapkan menjadi pemantik pergelaran pameran sebagai ruang yang dapat diakses dan dirayakan bersama, serta mempertimbangkan pemanfaatan pameran sebagai ruang empati dan penyadaran. 

Kata kunci: Inklusivitas, Aksesibilitas, Pergelaran, Pameran, Nandur Srawung 9

UNDUH 1

Tulisan 2: Refleksi Negosiasi Gender dalam Inklusivitas Nandur Srawung 9

Abstrak

Pengelompokan manusia berdasarkan jenis kelamin perempuan, laki-laki dan non biner membawa tegangan pada masyarakat, hal ini membuatnya termanifestasi dalam karya seni dan praktik berkesenian. Sebagai sebuah pergelaran pameran selain karya seni yang menjadi pokok pembahasan, posisi kurator sangat strategis dalam berperan untuk memilih dan menentukan arah dari sebuah pameran. Hal ini problematis karena masih minimnya perempuan yang berperan menjadi kurator. Adanya kurator perempuan dan laki-laki yang turut bekerja bersama memberikan perspektif yang diharapkan menciptakan negosiasi dalam pembacaan dan pengambilan keputusan, sehingga terciptalah inklusivitas dalam pergelaran pameran. Agar tidak bias seperti "Male Gaze" dalam perspektif Laura Mulvey, bahwa laki-laki sebagai subjek yang melihat perempuan sebagai objek yang dilihat. Hal ini perlu dikritisi lebih lanjut, karena sebuah ruang pergelaran pameran adalah sebuah ruang refleksi, sebagaimana pandangan Victor Turner bahwa "sebuah pergelaran ada sebagai ruang untuk berpikir tentang bagaimana mereka berpikir" . Melalui tulisan ini diharapkan dapat melihat perbedaan cara seniman perempuan, laki-laki dan non biner dalam menjawab tema Matrix Mayapada, serta melihat pada negosiasi cara atau metode kurasi NS-9 antara kurator perempuan dan kurator laki-laki, dipandang sebagai perbedaan sebagaimana kita memandang perbedaan gender dan menjadi ruang refleksi bersama atas perbedaan yang ada. 

Kata kunci: Refleksi, Negosiasi, gender, Inklusivitas, Nandur Srawung 9

UNDUH 2

Nandur Srawung

Annual visual arts exhibition
​

Taman Budaya Yogyakarta
Sriwedani st. no.1,
Yogyakarta, Indonesia​
Powered by Create your own unique website with customizable templates.
  • HOME
  • CURATORIAL
  • NANDUR GAWE
  • EXHIBITION
  • SRAWUNG SINAU - NS9
    • Hardiwan Prayoga
    • Jasmine Haliza
    • Nafa Arinda
    • Pandu Paneges
    • Shalihah Ramadhanita
  • AWARD
    • LIFETIME ACHIEVEMENT
    • YOUNG RISING ARTIST
  • ABOUT