Vicky Saputra |
All Those People are Nobody
ink on paper 200 x 200 cm 2022 |
Konsep:
Hidup di situasi perkotaan dan zaman yang serba cepat membuat saya kadang merasa terasingkan dan kesepian karena cara pikir individualisme merebak kemana-mana. Disisi lain saya juga menjadi individualis lalu merasa kehilangan diri karena kurangnya ruang ruang untuk merefleksikan diri, selalu terdistraksi oleh gadget dan iklan iklan fisik yang bertaburan di jalanan.
Setelah berusaha merefleksikan diri dan mempelajari beberapa hal. Saya menemukan sumber, ternyata rasa kesepian adalah gejolak biologis yang terekam pada DNA kita. Evolusi memberikan kita rasa sakit psikis apabila ditinggalkan, dibuang atau tersesat dari kawanan sebab cara sapiens bertahan hidup adalah dengan berkelompok. Manusia purba akan mengenal 70-100 lingkaran manusia dari lahir sampai meninggal.
Karya ini menggambarkan sebuah kesendirian di tengah keramaian. Saya memang bergantung dengan orang lain seperti makan, pakaian dan tempat tinggal tapi hubungan itu bermotifkan ekonomi belaka. Kedekatan di dunia maya juga tidak ada kontribusinya sama sekali untuk mengatasi rasa kesepian ini. Saya menyadari pentingnya kehadiran fisik beberapa orang saja dibandingkan ribuan orang yang berdesakan, berpaspasan, menyapa untuk membeli sesuatu, namun hanya menjadi bayang yang hadir menghantui rasa kesepian itu.
‘All those people are nobody’ adalah situasi bagaimana saya dikelilingi oleh orang orang yang sangat banyak, namun hanya bayang bayang tanpa identitas, dan saya tetap merasakan kesepian dan keterasingan.
Hidup di situasi perkotaan dan zaman yang serba cepat membuat saya kadang merasa terasingkan dan kesepian karena cara pikir individualisme merebak kemana-mana. Disisi lain saya juga menjadi individualis lalu merasa kehilangan diri karena kurangnya ruang ruang untuk merefleksikan diri, selalu terdistraksi oleh gadget dan iklan iklan fisik yang bertaburan di jalanan.
Setelah berusaha merefleksikan diri dan mempelajari beberapa hal. Saya menemukan sumber, ternyata rasa kesepian adalah gejolak biologis yang terekam pada DNA kita. Evolusi memberikan kita rasa sakit psikis apabila ditinggalkan, dibuang atau tersesat dari kawanan sebab cara sapiens bertahan hidup adalah dengan berkelompok. Manusia purba akan mengenal 70-100 lingkaran manusia dari lahir sampai meninggal.
Karya ini menggambarkan sebuah kesendirian di tengah keramaian. Saya memang bergantung dengan orang lain seperti makan, pakaian dan tempat tinggal tapi hubungan itu bermotifkan ekonomi belaka. Kedekatan di dunia maya juga tidak ada kontribusinya sama sekali untuk mengatasi rasa kesepian ini. Saya menyadari pentingnya kehadiran fisik beberapa orang saja dibandingkan ribuan orang yang berdesakan, berpaspasan, menyapa untuk membeli sesuatu, namun hanya menjadi bayang yang hadir menghantui rasa kesepian itu.
‘All those people are nobody’ adalah situasi bagaimana saya dikelilingi oleh orang orang yang sangat banyak, namun hanya bayang bayang tanpa identitas, dan saya tetap merasakan kesepian dan keterasingan.
Nandur SrawungAnnual visual arts exhibition
Taman Budaya Yogyakarta Sriwedani st. no.1, Yogyakarta, Indonesia |
|
